Satgas Pengendalian Karhutla disebar di 150 Wilayah Rawan

waktu baca 2 menit
Jumat, 9 Agu 2019 22:59 0 182 jambiotoritas
Tim satgas pengendalian karhutla yang terdiri dari unsur TNI Polri, BPBD, Manggala Agni dan masyarakat/ft. Ist

Jambiotoritas.com, JAMBI – Penanganan Karhutla di provinsi Jambi dibutuhkan kesiapsiagaan semua pemangku kepentingan. Komitmen, koordinasi, dan sinergi kita semua sangat dibutuhkan utuk mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan. Demikian disampaikan Gubernur jambi, Fachrori Umar, pada apel siaga darurat pencegahan dan pemadaman Karhutla, dilapangan Makorem 042/garuda putih Jambi, Kamis (8/8/2019) petang.

Permasalahan kabut asap pekat yang pernah terjadi pada tahun 2015, dengan berbagai kerugian dan persoalan yang ditimbulkannya. Diharapkan tidak terulang lagi pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dan untuk itu, kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

“ Potensi karhutla masih sangat tinggi, terutama dalam kondisi musim kemarau. Satgas Pengendalian Karhutla Provinsi Jambi untuk itu harus bekerja maksimal, sebaik mungkin, efektif, dan efisien,” kata Fachrori.

Menurut dia, saat ini paradigma penanggulangan bencana sudah berubah, dari responsif yang menitikberatkan penanganan saat setelah terjadi bencana. Menjadi preventif yang menitikberatkan penanganan sebelum terjadinya bencana. Dan untuk mendukung paradigma tersebut, BNPB berinisiatif membentuk Satgas Gabungan Karhutla yang melibatkan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri, dan masyarakat.

“ Satgas Pengendalian Karhutla ini nantinya akan ditempatkan di 150 desa/kelurahan rawan kebakaran hutan dan lahan. Penentuan lokasi desa/kelurahan untuk penempatan Satgas merupakan hasil kesepakatan bersama TNI, Polri, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota saat rapat persiapan pada tanggal 29 Juli 2019,”ucapnya.

Dikatakan Gubernur bahwa menurut informasi Badan Meteorology, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dari pantauan sensor Modis (satelit Terra Aqua dan Suomi NPP) pada tahun 2019 ini untuk periode Januari – Agustus 2019 (sampai dengan tanggal 2 Agustus 2019) terpantau 271 titik hot spot, lahan yang terbakar 247,21 hektar, dan 4 Agustus 2019 bertambah menjadi 357,01 hektar, mencerminkan ancaman karhutla masih ada, terlebih sekarang ini sedang musim kemarau, dengan kondisi banyak lahan yang mengalami kekeringan dan mudah terbakar, serta semakin sulitnya sumber-sumber air untuk kebutuhan pemadaman api jika terjadi kebakaran hutan dan lahan.

“ Saya berharap, Satgas Karhutla ini dapat bekerja dengan baik, efektif, dan efisien, fokus pada upaya pecegahan karhutla, bukan pemadaman. Walaupun demikian, tindakan pemadaman harus tetap dilakukan apabila terjadi karhutla,” tegasnya.

Tampak hasir pada apel siaga darurat pencegahan dan pemadaman Karhutla tahun 2019 itu, perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yakni Tenaga Ahli BNPB Mayjen TNI Komarudin Simanjuntak, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead, Kapolda Jambi Irjen Pol. Muchlis, AS, Danrem 042/Garuda Putih, Kol. ARH Elphis Rudi, M.Sc.SS, bupati atau yang mewakili dari beberapa kaupaten di Provinsi Jambi yang menghadapi karhutla, dan para pejabat terkait. (red JOS)

Editor : David Asmara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA