Jambiotoritas.com, TEBO – program proyek fisik peningkatan produksi pertanian di desa Pelayang kecamatan Tebo tengah kabupaten Tebo, provinsi Jambi disesalkan warga disana. Setidak ada dua paket proyek yang diprogramkan dinilai mubazir. Dari pembangunan saluran primer irigasi yang tidak berfungsi, juga proyek pembangunan embung yang dinilai juga gagal manfaat.
” Masyarakat masih mengandalkan pola pertanian dengan sistem sawah tadah hujan. Jadi sulit untuk petani untuk melakukan penanaman dua kali setahun. Karena tergantung musim hujan,” sebut ketua Gapoktan. Pelayang Makmur Ahmad, dalam bincangnya dengan Jambiotoritas.com, Jum’at (15/11/2019) pekan lalu.
Menurut dia, dua proyek pembangunan saluran primer irigasi yang terhubung dari DAM di desa Semabu, Desa kandang dan termasuk yang dilaksanakan di desa pelayang dinilai mubazir. Karena tidak berfungsi untuk pengairan kebutuhan air sawah petani desa pelayang yang diperkirakan mencalai 120 hektar.
” Satu lagi pembangunan embung air yang dibuat tahun kemarin, sepertinya tidak juga berfungsi. Petani sawah masih bergantung dengan curah hujan untuk bertanam padi, tidak bisa tanam dua kali seperti dianjurjan pada program dinas pertanian,” katanya.
Sementara itu kepala desa Pelayang, Ajum ketika dihubungi untuk memastikan kondisi proyek pembangunan disana tidak merespon sambungan telpon selulernya. Sementara itu pesan Whatsapp yang dikirimkan juga tidak digubris kepala desa tersebut.
Sementara itu kepala bidang pengairan dinas PUPR kabupaten Tebo, A. Roni, ST. MT, memastikan bahwa proyek embung air di desa Pelayang bukan kegiatan bantuan APBN untuk program P3A Tahun 2018 lalu. Menurut Roni tidak ada proyek P3A untuk pembuatan embung, secara teknis ada pendamping kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok tani tersebut.
” Saya pernah survey disana, tapi saya pastikan, proyek embung yang dimaksud bukan proyek P3A bantuan APBN 2018. Secara teknis proyek P3A bukan buat embung. Bisa jadi itu proyek dinas pertanian,” jelas Roni.(red JOS)
Penulis : David Asmara