Proyek Turap Penahan Tebing di Teriti Sumay Hancur, Satu Rumah Nyaris Longsor

waktu baca 2 menit
Kamis, 31 Des 2020 12:01 0 428 jambiotoritas
Kondisi proyek turap di desa teriti kecamatan sumay yang dikerjakan CV. Arafah baru selesai dikerjakan dua minggu lalu sekarang sudah hancur berserakan dengan anggaran lebih dari 469 juta /foto JOS

JambiOtoritas.com, TEBO – Pembangunan turap penahan tebing sungai Batanghari di RT 02 dusun Tanggo Bulian desa Teriti kecamatan Sumay kabupaten Tebo, Jambi, semalam mengalami longsor. Seluruh fisik bangunan APBD provinsi Jambi TA 2020 ini, senilai Rp. 469.101.000,- terlihat berserakan dibibir sungai Batanghari didusun Tanggo Bulian didesa itu. Bahkan rumah penduduk sekitar proyek terancam lonsor jatuh ke sungai Batanghari tersebut.

Menurut tokoh masyarakat setempat, mengatakan sebelum terjadinya longsor semalam. Tanah timbunan terlebih dahulu turun. Dengan kondisinya sekarang bangunan turap ini mengalami ‘total loss’ tidak lagi dimanfaatkan.

” Proyek ini semalam longsor habis kondisi bangunan tidak berbentuk lagi, semua hancur. Sebelum itu, tanah timbunan terlebih dahulu mengalami penurunan. Pembangunan fisiknya seperti asal jadi saja,” kata tokoh ini, yang tak mau disebutkan identitasnya, kepada JambiOtoritas.com, Kamis (31/12/2020).

Dikatakan dia, dengan kondisi dan situasi disini. Masyarakat merasa was-was karena sebagian jalan sudah separuhnya, habis terjun ke sungai. ” Kami sangat prihatin dengan yang terjadi terhadap proyek pemerintah provinsi Jambi ini. Padahal kondisi air sungai dalam keadaan surut. Jadi memang kualitas bangunan ini yang tidak bagus,” ucapnya.

Untuk diketahui dinas PUPR provinsi Jambi melalui bidang sumber daya air melakukan pembangunan turap desa Teriti, Sumay kabupaten Tebo. Dengan nomor kontrak, No. 614.11/12.a/DPUPR-4.3/17.03/IX/2020 tanggal 16 September 2020. Sedangkan rekanan pelaksana proyek APBD perubahan ini senilai lebih dari 469 juta ini adalah CV. Arafah dengan konsultan pengawas CV. Ratu Daha Konsultan.

Sementara itu, kepala desa Teriti, Raden Sopli membenarkan proyek turap sepanjang 32 meter yang dikerjakan CV. Arafah itu hancur lebur. Menurut dia, kejadian itu berawalnya tanah timbunan yang turun akibat genangan air.

” Saya sedang dilokasi memang kondisi hancur lebur, tidak dapat diperbaiki lagi. Ada rumah penduduk nyaris terbawa lonsornya proyek ini. Karena tidak tahan genangan air akibatnya turap ini jebol. Turap ini langsung terbang tidak bisa diperbaiki, kondisinya harus bikin baru lagi,” kata Raden Sopli, ketika dihubungi via telepon selulernya, Kamis (31/12/2020) siang.

Kita tidak bisa berbuat apa- apa terhadap bangunan proyek yang baru selesai pertengan bulan Desember 2020 ini. Sementara ini menunggu pihak dinas PUPR provinsi Jambi yang akan turun ke lokasi bersama kontraktor.

” Kalau tidak sesuai konstruksinya, kita tidak tahu juga. Setahu saya, panjang bangunannya 32 meter. Pekerjaan fisik bangunannya cuma pasang besi behel dan cor semen, jadi hancurlah. Besinya tidak terlalu besar, jadi tidak tahan,” jelas Sopli. (JOS)

Penulis : David Asmara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA