JambiOtoritas.com, TEBO – Gagalnya studi banding puluhan kades dan perangkatnya ke Lombok, NTB yang di inisiasi APDESI kabupaten Tebo membuat kegaduhan public dikabupaten Tebo. Atas masalah itu bupati kabupaten Tebo mengatakan belum mendapatkan laporan menyangkut kendala teknis yang mengakibatkan 52 orang terlantar di bandara internasional Minangkabau kota padang sumatera barat dan ratusan orang lainnya dibandara Soetta pada Jum’at (1/10/2021) pekan lalu.
Salah seorang kepala desa peserta studi banding ini mengatakan bahwa perjalanan studi banding memang rencananya ke Lombok. Karena masalah PCR dan keterlambatan penerbangan peserta yang lain. Akhirnya dialihkan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya saja. “ Masalahnya pada PCR dibandara dan penerbangan pesawat ke Lombok terganggu,. Kalaupun menunggu jadwal penerbangan, jadi sudah tidak sesuai jadwal lagi, bertambah waktunya selama 4 hari,” kata kades ini, yang enggan dituliskan namanya.
Dikatakannya, masalah dananya kami setor ke panitia APDESI Rp. 7.700.000 dan uang saku Rp. 2.300.000. Pesertanya yang berangkat jumlahnya kurang lebih 210 orang. Ongkos keberangkatan kami dari Tebo ke Bandara Jambi maupun ke Bandara Padang ditanggung sendiri peserta. Memang keberangkatan ke Lombok dibatalkan tapi keputusan akhirnya kegiatan dilaksanakan di Jakarta.
Sementara itu, secara terpisah bupati Tebo Sukandar menyatakan studi banding ke Lombok ini sudah direncanakan sejak lama. Dan waktu awal – awal perencanaanya sudah mengalami beberapa saran dan pendapat. Termasuk dari bupati Sukandar sendiri waktu itu, soal obsesi dan untungnya untuk desa.
“ Saya katakan waktu itu obsesinya apa, untungnya apa ? tapi laporan terakhir sepertinya sudah menjadi semacam keputusan dari APDESI (pusat dan kabupaten) sendiri,” ucap Sukandar kepada sejumlah wartawan, Rabu (6/10/2020)
Menurut dia, memang ada nota dinas yang dinaikkan kepadanya. Laporannya, rencana keberangkatan semua sudah siap baik secara administrasi dan tetap menjalankan protokol kesehatan. “ Selama memang semuanya, katakanlah tidak ada yang dilanggar dari sisi protokol kesehatannya dan kabupaten yang dituju itu siap, ya silahkan, saya katakan seperti itu,” katanya.
Kemudian ternyata setelah dilaksanakan ada persoalan teknisnya, kata Sukandar, silahkan konfirmasi ke APDESI pusat dan minta klarifikasi dari APDESI kabupaten Tebo dan dinas PMD, kenapa persoalan ini bisa terjadi. Dan pada akhirnya dialihkan ke Jakarta dan sekitarnya saya minta kepulangannya dilakukan PCR dan setelah sampai di Tebo melakukan isolasia mandiri. (JOS)
Penulis : David Asmara